LEMBATA|VIVATIMUR.COM – Dalam rangka mendukung pariwisata Kabupaten Lembata maka pemerintah Desa Petuntawa dan Riangbao kecamatan Ile Ape menggelar Festival Lo Awal Bele bertempat di Ekowisata pantai Pedan dan Ekowisata Woi Pesan, Senin-Selasa, 19-20 Oktober 2020.
Pj.Kepala Desa Riangbao Kornelis Kewaman dalam releasenya yang diterima vivatimur.com, Selasa (20/10) menjelaskan, Lo Awal Bele (penangkapan ikan secara tradisional) adalah salah satu tradisi atau budaya masyarakat desa Petuntawa dan desa Riangbao yang pernah ada yang dilakukan nenek moyang kedua desa secara turun temurun.Menurutnya, tradisi ini telah hilang dari kehidupan masyarakat desa Petuntawa dan Riangbao. Padahal tradisi Lo Awa Bele ini mempunyai nilai dan makna yang mendalam, tradisi ini mengajarkan masyarakat harus tolong menolong satu sama lain, peduli terhadap orang (solidaritas) terutama terhadap mereka yang susah.
Lebih jauh di jelaskan, Lo Awa Bele juga bertujuan memberi makan kepada masyarakat (Pau boi ribu ratu)terutama para janda dan yatim piatu (kide knuka) yang selama ini selalu mengeluh tekait persoalan hidup. Masyarakat setempat mengakui, pengeluhan para janda dan yatim piatu kalau dibiarkan maka akan mendatangkan bencana atau malapetaka.
“Karena tujuan Lo Awal Bele adalah Pau boi ribu ratu maka semua masyarakat masuk ke lokasi Lo Awal Bele ini secara bebas untuk menangkap ikan. Para nelayan (Belewahen) atau pemilik pukat tidak berkeberatan karena ini merupakan persembahan mereka kepada masyarakat (ribu ratu) agar mereka memperoleh berkat dan rejeki yang berlimpah,” tegas Kewaman.
Untuk diketahui, ritual Lo Awal Bele ini diawali dengan ritual adat di tepi pantai dengan rujuan meminta restu dan mengundang para leluhur untuk hadir dan terlibat secara bersama dalam kegiatan dimaksud.
Pemerintah desa Petuntawa dan Riangbao juga bersepakat agar tradisi Lo Awa Bele menjadi Iven tahunan dalam mendukung desa wisata Petuntawa dan desa Wisata Riangbao. (*/Bata)